Terdapat banyak metode pembuatan Katana dengan tangan. Beberapa menggunakan proses pemanasan dan pelipatan baja yang berulang-ulang dan menyita tenaga. Setelah selesai, bilah pedang tersebut harus dipoles dengan hati-hati sebelum sang pengrajin pedang dapat membubuhkan penanda pada hasil karya seni mereka. Katana merupakan bukti nyata dari keterampilan tangan tingkat tinggi, dan para pengrajin yang membuatnya pastilah memiliki nilai-nilai kebajikan yang unik. Seperti halnya dengan karya seni lain, para pengrajin pedang samurai ini mengerahkan segenap jiwa mereka dalam proses pembuatannya, yang diiringi dengan kesabaran, kemauan dan intelegensia untuk mencapai hasil terbaik. Banyak seniman terlibat dalam kerja keras menyempurnakan detail ornament pada hulu pedang, gagang, juga pada sarung pedangnya. Hasilnya, Katana yang layak disandang oleh para prajurit dan ksatria pada masa itu.
Secara ringkas, proses pembuatan Katana dijelaskan sebagai berikut :
—————————————————————————————————————————
Peleburan Baja (Smelting steel)
Pedang
katana tradisional dibuat hanya dari baja murni, yang dinamakan oleh
orang Jepang tamahagane (baja bernilai tinggi). Selama 3 hari 3 malam,
dengan teknik tradisional, para pandai besi memindahkan sekitar 25 ton
pasir sungai yang mengandung biji besi dan memasukkan arang ke dalam
tatara, tungku peleburan persegi dari tanah liat yang khusus dibuat
untuk menghasilkan tamahagane. Kandungan karbon pada arang pembakaran
menjadi bahan kunci pembuatan baja. Suhu tatara bisa mencapai diatas
2500 F, dan panasnya mengubah bijih besi menjadi baja dan menghasilkan
tamahagane kurang lebih seberat 2 ton. Harga tamahagane berkualitas
tinggi bisa 50 kali lebih mahal dibandingkan dengan baja biasa yang
dibuat dengan teknik modern.—————————————————————————————————————————
Pelarutan Karbon (Dissolving carbon)
Selama
dipanaskan pada suhu tinggi, tamahagane tidak boleh mencapai bentuk
cair, agar jumlah karbon yang bereaksi dengan baja kadarnya tepat dan
persentase karbon pada tamahagane akan bervariasi (antara 0.5 sampai
1.5 %). Ahli pembuat katana menggunakan 2 jenis tamahagane, yang
pertama karbonnya tinggi, sangat keras, dan memungkinkan dibuat mata
pedang setajam silet; sementara yang kedua, karbonnya rendah, sangat
kuat, baik untuk meredam guncangan. Pedang yang hanya menggunakan salah
satu jenisnya saja, maka pedang akan mudah tumpul atau mudah patah.
Pada malam ketiga proses pembakaran di tungku, para ahli tatara
memecahkan tungku tanah liat tersebut untuk mengeluarkan tamahagane,
dan dengan mudah mereka melihat kadar karbon baja itu dari
pecahan-pecahan baja yang baru jadi.—————————————————————————————————————————
Menghilangkan Ketidakmurnian (Removing impurities)
Potongan-potongan tamahagane terbaik selanjutnya dikirim ke ahli pembuat pedang, yang akan memanaskan, menempa, dan melipat baja berkali-kali untuk mencampurkan besi dan karbon dan juga menghilangkan kotoran yang berupa ampas biji besi. Tahap ini selain sangat penting juga memakan waktu lama, karena jika ada unsur selain besi dan karbon yang tersisa didalamnya, akibatnya pedang menjadi tidak kuat. Saat ahli pembuat pedang selesai menghilangkan semua ampas, ia bisa menilai konsentrasi karbon di dalam tamahagane melalui kekuatan tamahagane itu saat ditempa berulang-ulang. Seorang ahli mengibaratkan penghilangan ampas dari baja ini seperti memeras air dari spons yang sangat keras.
—————————————————————————————————————————
Penempaan Pedang (Forging the sword)Setelah ahli pembuat pedang menghilangkan semua ampas dengan menempa tamahagane berkali-kali, ia memanaskan baja yang keras dan berkarbon tinggi lalu membentuknya menjadi potongan panjang dengan celah panjang di tengahnya. Lalu ia menempa baja lainnya yang kuat dan berkarbon rendah yang ia bentuk agar agar bisa pas dimasukkan ke dalam celah baja satunya, dan ia tempa kedua baja yg sudah disatukan tadi. Dua jenis tamahagane kini ada di tempatnya: baja keras menjadi bagian luar dan mata pedang mematikan, sementara baja kuat menjadi bagian inti di dalam katana. Keseimbangan karakteristik yang sempurna ini membuat katana menjadi senjata samurai paling tahan lama dan berharga.
—————————————————————————————————————————
Melapisi Katana (Coating the katana)
Meskipun
bilah utama katana telah selesai, namun pekerjaan ahli pembuat pedang
masih jauh dari selesai. Ia masih perlu melapisi bilah pedang bagian
atas dan bagian yang tumpul dengan lapisan tebal dari campuran tanah
lempung dan bubuk arang, sementara mata pedang yang tajam hanya
dilapisi tipis saja, untuk selanjutnya pedang dipanaskan untuk terakhir
kali. Ini untuk melindungi bilah pedang, sekaligus menandai pedang
dengan desain bergelombang yang dinamai hamon, yang akan muncul lebih
jelas saat proses penggosokan.Selanjutnya ahli pembuat pedang memanaskan katana kembali dengan suhu dibawah 1500 F, jika lebih dari itu maka pedang bisa retak di proses selanjutnya.
—————————————————————————————————————————
Membentuk (melengkungkan) Katana (Curving the blade)
Selanjutnya,
sang ahli pembuat pedang mengeluarkan bilah pedang dari api lalu
memasukkannya dengan cepat ke dalam bak air untuk mendinginkannya
dengan segera. Proses ini disebut “pendinginan cepat.” Karena bagian
dalam dan belakang pedang mengandung karbon yang sangat sedikit, maka
akan lebih terkontraksi saat pemkanasan dibandingkan dengan bagian
depan yang tajam yang mengandung karbon lebih tinggi. Perbedaan
kecepatan dan tingkat kontraksi antara dua jenis tamahagane ini,
menyebabkan pedang melengkung dan menciptakan bentuk lengkung yang
khas. Tahap ini memang sulit, karena satu dari tiga pedang akan gagal.—————————————————————————————————————————
Menambahkan Sentuhan Akhir (Polishing the blade)
Pada
tahap akhir, para pekerja logam menambahkan penanda besi atau jenis
logam lain pada pegangan pedang. Lalu, tukang kayu membungkus senjata
itu dengan sarung pedang kayu yang dipernis dan dihias dengan beragam
ornamen oleh para seniman. Dibuat dari emas atau kulit eksotis dan
bebatuan, pegangan katana adalah karya seni seperti bilah pedangnya itu
sendiri. Akhirnya katana dikembalikan ke ahli pembuat pedang yang akan
mengecek pedang itu untuk terakhir kali. Membutuhkan waktu hampir 6
bulan dan tenaga 15 orang untuk membuat satu buah pedang katana. Walau
diciptakan untuk prajurit samurai, pedang ini akan laku diantara
kolektor benda seni dengan harga ratusan ribu dolar.—————————————————————————————————————————























