Pada suatu hari saat dinasti ming menguasai cina hiduplah seorang
anak bernama michihiko semenjak ia lahir ia sudah menjadi dambaan keluarganya,
Ia termasuk anak yang beruntung pada masanya karena orang tuanya adalah seorang
perdana mentri yang kaya raya. Ia juga
mempunyai seorang adik laki laki bernama Takahiro yang lumayan manja. Walaupun
keluarga yang berkecukupan keluarga Michihiko tidak sombong dang slalu dapat
menerima rakyatnya dengan baik,namun kekayaan orang tuanya itu tidak bertahan
lama, semenjak jendral tsaiming seorang jendral dari cina menguasai
dataran selatan jepang, semua berubah ia sangat bertingkah semberonoh
dan sewena wena terhadap rakyat sampai
pada akhirnya ia pun membunuh ayah dan ibu michihiko karena ayah dan ibunya
merupakan pelopor pemberontakan jepang terkadap cina dan pada saat itu michiko masih berumur 8
tahun dan adiknya 5 tahun. Dewa hachiman yang merasa kasihan pada nasib
michihiko akhirnya memberkatinya dengan wajah yang cantik serta kulit yang
bersih bagaikan salju dan dewa hachiman pun memberkati adiknya dengan kekuatan
serta ketampanan yang tiada tara. Semenjak ayah dan ibunya meninggal michihiko
dan adiknya pun dirawat oleh pembantu kepercayaan dari sang ayah yaitu ibu
takashiro yang tinggal sebatang kara ia adalah seorang pencari ramuan di hutan
sehingga mau tidak mau Michihiko dan adiknya pun harus tinggal di dalam hutan bersama ibu
takashiro.
Tahun demi tahun berlalu michihiko dan adiknya
tumbuh
menjadi wanita yang tegar dan tak pernah berputus asa. Walapun mereka memiliki
kelebihan tersebut mereka tidaklah memamerkannya . Merekapun sudah terbiasa
dengan kehidupan yang begitu keras akibat pemerintahan jendral Tsaiming yang
begitu jahat. Karena mereka tinggal
dengan seorang ibu angkat pencari ramuan tentu saja mereka memiliki
keterampilan dalam hidup di alam liar. Pada suatu hari saat mereka mencoba
menjual ramuan yang mereka dapatkan di pasar mereka secara tak sengaja melihat
pasukan jendral tsaiming yang sedang memeras para pedagang di pasar untuk
menarik pajak bulanan sehingga memicu marah takahiro yang ingin segera membunuh
serdadu jendral Tsaiming pada waktu itu namun amarahnya itu dapat ditahan oleh
kebajikan hati kakaknya.
Di sisi lain pada saat yang sama
jendral Tsaiming yang jahat mencoba menyusun rencana untuk membunuh rajanya
sendiri Liu bei yang merupakan kakak kandungnya sendiri sehingga ia dapat
diangkat menjadi raja. Akhirnya raja liu bei terjebak oleh jebakan jendral
tsaiming yang menyuruh baginda raja agar
menuju ke daratan jepang pada waktu itu. Pada waktu konvoi sedang melewati
hutan menuju ibukota daerah jajahannya tiba tiba konvoi itu diserang oleh para
penjahat sewaan tsaiming dari Mongolia
,Akhirnya konvoi itu hancur dan keberadaan raja liu bei pun tak diketahui dan tepat 2 hari setelah peristiwa itu anak
liu bei, liu Pan pun diangkat menjadi seorang raja tentu saja itu membuat marah
tsaiming sehingga ia berencana melakukan kudeta di kemudian hari.
Di
suatu hari yang cerah saat michihiko mencarai ramuan bersama adiknya ia pun
menemukan seseorang yang tergeletak di pinggir sungai yang tidak lain dan tidak
bukan adalah raja Liu bei yang sedang terluka parah akibat terkena panah
pasukan Mongolia saat itu mereka belum mengetahui siapa orang itu. Segeralah
mereka beranjak pulang dan membawanya ke rumah untuk dirawat. Karena mereka adalah
seorang pencari tanaman obat tentu saja raja liu bei mampu disembuhkannya hanya
dalam waktu hanya semalam walaupun belum sembuh benar.
Pagi
hari pun tiba dan Liu Bei pun siuman dan seperti kebanyakan orang lainnya pasti
ia bingung dimana ia berada sekarang. Takahiro yang melihatnya bangun mulai
menanyakan siapa dirinya “Anata wa dare desu ka ?”kata Takahiro, Liu bei pun
yang notabene seorang raja yang berpendidikan lansung tahu bahwa ia sedang
berada di jepang dan apa yang ditanyakan
oleh Takahiro namun ia tidak mau menyebutkan siapa dirinya sebenarnya karena ia
tahu bahwa saat itu orang jepang sangat membenci orang cina sehingga ia menyamarkan
dirinya sebagai seorang pengelana bernama Yamada.
Tak
lama waktu berselang datanglah michihiko serta ibu Takashiro yang telah pulang dari mencari
tanaman obat. Michihiko yang baik hatipun langsung mengajak Liu Bei untuk
berkeliling, namun Takahiro mulai curiga pada liu bei yang memiliki tingkah
laku dan logat yang cukup aneh bagi seorang orang jepang namun kepercayaan kakaknya
pada liu bei membuat takahiro tidak enak hati untuk menyampaikan kecurigaannya
pada liu bei. Berhari hari berlalu liu bei pun hampir diterima oleh keluarga
tersebut namun kecurigaan tetap memendam
di dalam hati takahiro sehingga ia memutuskan untuk menyelidiki asal usul liu
bei, liu bei pun selama tinggal di rumah takahiro liu bei pun memperoleh banyak
ilmu tentang obat obatan, medis serta berbagai jenis tumbuhan beracun yang ada
dihutan.
Tibalah
saat menjual hasil yang telah diperoleh ke kota Liu bei pun di ajak untuk ikut
berjualan. Alangkah kagetnya Liu bei saat memasuki pinggiran kota ia melihat
orang kelaparan di sana sini banyak rakyat kurus kering karena kelaparan serta
banyak orang orang miskin yang hampir mati kelaparan di pinggir jalan, hal ini
berbanding terbalik dengan apa yang didapatkan para bangsawan dan jendral di
dalam istana yang penuh dilimpahi oleh berbagai makanan yang semuanya serba
enak dan megah. Liu bei pun terkejut bukan main karena selama ini ia mendapat
laporan dari jendral Tsaiming bahwa rakyat
jepang serta rakyat cina yang hidup di daerah itu mendapat perlakuan yang sama
serta kesejahtraan yang setara dan dicukupi oleh sumber air dan makanana yang
melimpah.Karena kebingungan maka ia langsung menanyakan hal itu pada Michihiko,Michihiko
pun menanggapi pertanyaan sang raja dengan menceritakan semuanya pada raja
termasuk jendral tsaiming yang telah membunuh ayah dan ibunya. Tak terasa
tetesan air mata jatuh dari wajah Michihiko, Ini pertama kalinya michihiko
menangis setelah kejadian itu.
Saat
michiko menceritakan kejadian itu takahiro yang tidak ingin menyia nyiakan
kesempatan langsung meninggalkan ibu Takashiro, kakak, dan Liu bei yang sedang asik
bercerita. Takahiro pun mulai mencari informasi mulai dari pedagang keliling
sampai ke penjaga kota dan pada akhirnya ia bertemu dengan seorang pengalana
yang memberitahunya bahwa ada seorang raja dari cina yang dating ke jepang
namun karena ada penyerangan mendadak di pinggir hutan seluruh konvoi itu mati namun mayat rajanya
tidak ditemukan sama sekali. Takahiro pun langsung menyadari bahwa raja
tersebut tidak lain adalah orang yang ia kenal bernama Tuan Yamada, karena
panik segeralah ia kembali ke tempat kakak dan ibu Takahiro namun apa yang
terjadi kakak dan ibunya itu sudah tak ada di sana. Ia pun segera pulang ke
rumah untuk mencari Michihiko namun dari kejauhan ia melihat raja liu bei
memegang sebuah pisau berlumuran darah sehingga membuat takahiro marah seketika
ia menarik pedang samurai yang ada di pinggangnya dan mencoba menyerang Liu Bei
. Liu Bei yang kaget langsung menangkis serangan Takahiro namun karena kekuatan
Takahiro yang cukup besar pada akhirnya Liu Bei pun terpojok.
Takahiro yang sedang marah pun
langsung mencoba membunuh Liu Bei karena ia merasa kakak dan ibunya telah
dibunuhnya, namun tepat sebelum hal itu terjadi Michihiko dan ibu Takashiro
datang. Langsung saja michihiko kaget karena melihat lumuran darah Liu Bei dan
Takahiro. Michihiko yang keget langsung bertanya Tanya apa yang telah terjadi
akhirnya takahiro pun langsung memberitahukan bahwa siapa sebenarnya tuan Yamada itu. Michihiko pun langsung
bertanya mengapa takahiro menyerang Liu Bei, Takahiro pun menjawab bahwa ia
mengira kalau Liu Bei telah membunuh Michiko dan ibu Takashiro karena ia melihat
noda darah di pisau Liu Bei, Liu bei yang mendengar itu pun langsung memotong
pembicaraan dan menyangkalnya ia berkata kalu ia sedang menyembelih ayam untuk
makan malam mereka. Walaupun telah mendengar itu Takahiro masih belum percaya
dengan apa yang dikatakan Liu Bei karena bagaimanapun ia adalah orang yang
memerintahkan jendral Tsaiming untuk menjarah Jepang. Liu bei pun langsung
menceritakan kebohongan kebohongan jendral Tsaiming padanya. Takahiro pun luluh
hatinya dan bersedia membantu Liu bei Untuk memperoleh tahtanya kembali, Liu
Bei yang mendengarnya langsung senang bukan main akhirnya mereka memutushan
untuk mengantar Liu Bei sampai di istanaya.
Pada
mulanya Takahiro bersama kakaknya memulai perjalanan dari selat antara Jepang
dan Cina atau mungkin yang sekarang diberi
nama selat korea di mana saat itu
Negara korea belum ada, mereka memutuskan untuk tidak mengajak ibu Takashiro karena
menurutnya perjalanan ini akan sangat berbahaya. Karena mereka membawa seorang
raja maka perjalanan mereka sangatlah mudah karena dibantu oleh berbagai
pelayan serta rakyat rakyat miskin yang masih setia pada Liu Bei, Namun karena
Liu Bei masih belum percaya pada semua jendralnya maka ia memerintahkan pada
pelayan dan rakyatnya itu untuk tidak member tahukan pada siapapun bahwa ia
masih hidup. Namun apa daya karena kekuasaan jendral Tsaiming yang cukup besar
ia dapat mengetahui hal itu dengan mudah , ia pun sangat marah sudah tidak jadi
raja, raja yang ingin dibunuhnya pun masih hidup pula dalam pribahasa ini
sering disebut “kayu tak ada akar tak ada pula” Tsaiming yang marah pun
mengutus seorang pendekar terbaiknya untuk membunuh Liu Bei namun pendekar itu
dengan mudah dikalahkan Takahiro, lalu ia pun menyuruh 10 orang pendekar
terbaiknya untuk membunuhnya lagi namun
mereka dapat pula dikalahkan, akhirnya saking geramnya ia memerintahkan 1000
orang untuk memburu liu bei namun pada saat ini sudah dipastikan Takahiro pasti
kalah bagaimana tidak ia harus melawan 1000 orang sekaligus Takahiro yang
terpojok pun mau tak mau harus melarikan diri dari kejaran pasukan Tsaiming.
Pada
akhirnya mereka sudah tak bisa lari kemana mana lagi mereka telah terpojok di
dekat pegunungan Tibet , Takahiro mau
tak mau harus melawan mereka semua
Michihiko yang tak mau melihat adiknya kalh dan mati sia sia langsung
berdoa pada para dewa untuk menurunkan bala bantuan dari langit seketika itu
turunlah beribu ribu pasukan dari atas puncak gunung yang tidak lain dibawa
oleh ibu angkat mereka Takashiro yang menghawatirkan keadaan anak anaknya ,pasukan
pasukan tersebut adalah pasukan sisa peperangan yang masih setia pada keluarga Michihiko.
Dengan bantuan mereka, Michihiko dengan mudah menumpas pasukan jendral Tsaiming
yang terus menyerang. Setelah mendekati ibu kota ,Liu Bei memutuskan untuk
berangkat dengan hanya ditemani 10 kesatria terbaik dari mereka. Akhirnya
mereka berhasil memasuki ibu kota tanpa disadari pasukan cina. Lalu dengan
cepat mereka berusaha masuk ke istana namun apa daya tepat di gerbang istana
mereka sudah dihadang dengan pasukan penjaga istana, mereka tidak diberi izin
masuk karena perintah jendral Tsaiming . Pertumpahan darah pun tak bisa
dihindarkan lagi mereka pun langsung menyerang pasukan penjaga istana tersebut
sehingga hanya tinggal mereka berlima Liu Bei, Michihiko, Takahiro, Takashiro
serta seorang pengawal yang masih tersisa.Karena mendengar ada keributan di
istana Raja Liu Pan pun langsung turun tangan untuk mengatasi masalah ini.
Liu pan
pun memerintahkan 1000 orang untuk mengepung mereka di pojok istana, dan
rencana Liu Pan berhasil Michihiko dan teman temannya berhasil dikepung , namun
di saat saat terakhir Liu Bei menunjukan jati dirinya di depan putranya pan dan para
pengawal kerajaan. Liu pan dan pasukan kerajaan lain sangat amat kaget melihat
raja Liu Bei yang masih hidup, Liu
Pan-pun langsung memeluk ayahnya dengan erat tangisan pun tidak dapat
dihindari. Liu Bei langsung menceritakan apa yang telah dilakukan Tsaiming
padanya segeralah Liu Pan marah bukan main dan memerintahkan pasukan pasukan di
seluruh daratan cina untuk menangkap Tsaiming dan kelompoknya hidup atau mati.
Karena mengahadapi pasukan se cina Tsaiming pun tidak dapat berbuat apa apa
sehingga ia berhasil dibawa ke istana untuk diadili oleh raja langsung, Raja
Liu Bei yang mengetahui bahwa Tsaiming telah membunuh ayah dan ibunya Michihiko
dan Takahiro langsung member hak pada michihiko dan adiknya untuk menentukan
hukuman apa yang pantas didapatkan oleh Tsaiming, Karena merasa iba Michihiko
memaafkan Tsaiming atas kejahatan nya namun adiknya tak tinggal diam ia ingin
agar tsaiming dihukum pancung namun akibat kakaknya yang memiliki hati yang
besar hati takahiro luluh dan memutuskan untuk memaafkannya juga.
Karena
tidak ingin melihat adik kandungnya mati terhina maka ia menghukum tsaiming
dengan diasingkan Di pulau jeju (sekarang wilayah korea). Liu Pan yang menjadi raja segera melepaskan
tahtanya untuk diberikan kembali pada ayahnya agar dikelola dengan sebaik
baiknya .Raja Liu Bei yang merasa telah dibantu oleh michihiko langsung
melepaskan daerah jajahannya yang berada di seluruh Jepang pada pemerintahan Jepang
dan segera membangun kerja sama dengan pemerintahan Jepang untuk dirawat dengan
lebih baik serta mengumumkan pernyataan damai pada pemerintahan Jepang. Kaisar
Jepang yang merasa telah dibantu oleh Michihiko dan keluarganya langsung
mengangkat Michihiko sebagai perdana mentri jepang, Takahiro sebagai panglima
perang kekaisaran jepang dan, ibu Takashiro sebagai tabib istana. Sedangkan
jendral tsaiming yang diasingkan harus menaggung malu dan pedihnya kehidupan
serta hukuman kerajaan sampai akhir hayatnya di pulau Jeju.TAMAT
Maaf jika ada kesmaan nama atau kejadian ini murni karangan. Jangan lupa comen ya !!!
No comments:
Post a Comment